Sabtu, 14 Juni 2014

The End cause Allah

dear my note,
Ini coretan terakhir tentang dia. Walaupun hati ini tidak menginginkannya. Mau tak mau aku harus merubah kembali perasaan ini. Kelak aku akan belajar membuka cerita baru lagi. Semuanya akan ku ceritakan kembali disini. Di "Putri Tidur" ku...
Tuhan, mungkin ini jawaban dari segala do'a. Engkau menunjukkan semuanya disaat aku akan memulainya kembali. Tidak ada kata terlambat untuk mencegah rasa ini, aku harus bisa. Untuk kedepannya, semua akan terbiasa kembali. Aku harus bisa.
 Dear my note,
 Tidak ada lagi tulisan-tulisan tentangnya. Karena semua sudah berakhir. Berakhir tanpa kejelasan. Kabar yang kudapati dari temanku sendiri dan tak lain itu temannya pula. Aku memang bukan pilihannya. Dari awal aku sudah mengira, aku terjebak dalam permainannya. Pengharapan-pengharapan yang diberikannya hanyalah sebatas kata-kata. Komunikasi yang indah tak bertujuan ini telah selesai. Kabar itu tak seharusnya membuatku bersedih. Karena aku bukan sesiapamu. Seharusnya aku tak menyakiti diriku sendiri dengan kesedihan ini. Tapi perasaan ini tak sempat ku cegah, karena dia tercipta sendiri sebelum semuanya berakhir. Ya sudahlah, kenyataannya aku bukanlah pilihannya. Jika dia mengharapkanku, mana mungkin ada pilihan lain. Sekalipun yang lain bersamanya itu hanyalah persinggahannya sementara ataupun sebagai mainan baru untuknya. Dia telah bermain dalam permainan yang dia buat sendiri. Aku tidak bisa bergabung terlalu lama. Waktu yang singkat ini buatku sudah sangat cukup. Waktu 6 minggu berlalu begitu saja, tanpa ada peristiwa penting yang dapat ku ingat.
 Aku memilih pergi, karena aku tau ini pilihan yang terbaik untukku dan dia. Dia tak menyakitiku, aku saja yang terlalu membahagiakan diri untuk menjalankannya.
 Tuhan, ini do'aku yang lalu. Jika kau meridhoi, kami akan bersama. Jika ini tidak baik untuk kami kedepannya, pisahkanlah kami dengan cara-MU. Tunjukkan yang harus ku ketahui, dan KAU tunjukkan semua itu. Feeling tak pernah salah, dia datang dengan sendirinya memberitahu ketidakpastian ini.

Tuhan, mungkin aku sedih. Ini hanyalah sementara. Aku percaya rasa sedih ini akan hilang dengan membuka cerita baru lagi. Cerita yang akan ku tuangkan dalam blog ini. Setiap perjalanan ada rintangan, inilah rintangannya..

 Tuhan, tidak akan ada lagi pertemuan yang seperti aku harapkan kemarin. Aku menanti janjinya yang singgah di istanaku. Berharap sekali bisa ku perkenalkan pangeranku pada Ibu. Ahhhh sudahlah Putri tidur..., Allah sudah mengaturnya dengan baik...





 Tuhan, aku akhiri semua karena-MU.

 Jika ini baik untukku, kurelakan....






Tidak ada komentar:

Posting Komentar