Ya Rabb, ku serahkan jalan hidupku pada-Mu. Ku pasrahkan takdirku pada-Mu. Ku serahkan umurku pada-Mu. Hidup matiku hanya Kau yang punya kehendak.
Sakit ini mengulang lagi, aku harus menahan sendiri. Bernafas terasa sulit, ketika menarik dan menghembuskan nafas ini aku harus menahan dada kiriku dengan keujung lima jari kananku. Apalah ini namanya, mungkin bahasa medisnya Chest Pain.
Malam ini terulang lagi. Aku hanya bisa mengeluh sedikit kepada Ibu. Setidaknya aku tidak menyembunyikan sesuatu pada Ibu. :-)
Aku tau Ibu khawatir, itu sebabnya beliau selalu marah jika aku suka mengunci pintu kamarku. Beliau khawatir terjadi sesuatu yang tiba-tiba menyerangku. Beliau selalu berfikir, aku pasti terkena penyakit jantung.
Sudah sering beliau minta aku memeriksakan diri, tapi aku selalu menolak.
Ya Rabbi, Allah penguasa Alam. Aku percaya, apapun sakit ini, ini adalah penghapus segala dosaku. Aku pasrahkan segalanya pada-Mu ya Allah. Semoga segalanya terbaik dari-Mu.
Aamiin Allahumma Aamiin.
Sabtu, 07 Juni 2014
Selasa, 20 Mei 2014
Sebatas kita mampu°°
Sebut saja namanya mr.D, tidak tau pasti aku mengenalnya sejak kapan. Lebih tepatnya mungkin di 2014 awal dia datang di jejaring sosial blackberry messenger. Melalui temannya yang juga adalah temanku, dia menyapaku di jejaring sosial tersebut. Sayang sekali aku tidak begitu meresponnya, karena aku merasa tidak tertarik dan tidak menemukan kenyamanan disana. Ya, alasan yang lebih tepatnya lagi adalah karena aku tidak terlalu mengenalnya dan tidak pernah bertemu sapa dengan Mr.D, jadi lebih baik aku tidak terlalu menanggapinya. Aku hanya takut membuang-buang waktuku.
Singkat cerita, aku dan dia tidak pernah berkomunikasi lagi di blackberry messenger. Entah bagaimana ceritanya kontak dia tidak ada lagi di bbm ku, ataukah terhapus olehku atau mungkin dia menghapus pertemanan di jejaring sosial itu.
Ya, aku biasa saja. Aku tidak terlalu memikirkannya. Bahkan aku pun tidak tau kalau kita tidak berteman lagi di kontak blackberry messenger.
Waktu berlalu begitu cepatnya, sudah memasuki akhir bulan April 2014.
24 April 2014, Kamis.
Telphone genggamku berbunyi, satu panggilan tak terjawab. Ternyata satu panggilan dari nomor yang kukenal, teman lamaku. Sengaja ku abaikan saja, jam dinas yang belum usai membuatku malas untuk mengangkat panggilan ini. Kemudian fikiran ku berubah, mungkin saja ada hal penting yang ingin disampaikan Mr.R, ya dia temanku yang sempat membuat kesal beberapa waktu lalu. Mr.R yang tanpa sepengetahuanku memberikan kontak pin BBM ku ke temannya si Mr.D itu. Mr.D yang ngebetein di chat bbm, yang sok akrab dan menjengkelkan. Ini semua karena temanku si Mr.R yang lancang memberikan kontak pin ku. Agak sedikit lebay sih, walaupun sebenarnya ini hal biasa.
Ya, karena pada akhirnya aku harus mengangkat panggilan telphone dari mr.R. Panggilan ke tiga pun akhirnya meluluhkan hatiku, di pembicaraan via telphone itu ternyata dia temanku hanya menanyakan bagaimana caranya untuk melakukan tindakan Rontgen Thorax di tempatku bekerja Rs.St.Theresia Jambi. Aku mengarahkan beberapa tahap kepada Mr.R, untuk ke IGD terlebih dahulu meminta surat pengantar Rontgen dari dokter Jaga IGD. Terakhir temui petugas Rontgen di ruang Radiologi. Sebelum mengakhiri percakapan siang itu, aku sempat menanyakan untuk keperluan apa dan siapa yang sakit. Ternyata hanya untuk keperluan pekerjaan temannya. Untuk pemeriksaan akhir tes kerja di sebuah perusahaan.
Selang 20 menit kemudian jam dinas pagi ku pun berakhir. Satu per satu perawat dan pekarya ruangan Meranti mempersiapkan diri untuk meninggalkan ruangan. Wajah lelah dengan senyum sumringah dari masing-masing kami terlihat sangat jelas. Memasuki lift dan menekan tombol 1 menuju lantai dasar. Aku terus mengobrol semangat dengan rekan kerjaku yang lebih senior dariku, kebetulan juga dia adalah salah satu teman dekatku di ruang kerjaku.
Setibanya dilantai dasar, kami terus saja mengobrol tertawa kecil tanpa memperdulikan yang ada di sekitar kami.
Tiba-tiba saja aku mendengar ada yang memanggil namaku setiba didepan ruangan radiologi. Panggilan khas, yaitu panggilan "galon". Yaps, itu adalah panggilan kesayangan dari teman-teman lamaku. Aku langsung menuju ke arah suara itu, yang ternyata ada di sampingku sendiri. Laki-laki duduk dikursi tunggu untuk mengantri tindakan di ruangan radiologi. Oh, ternyata Mr.R temanku yang menghubungiku satu jam yang lalu via telphone. Aku menyalaminya dan berbincang-bincang sedikit heboh. Karena sudah lama sekali tidak bertemu dengannya. Sementara rekan kerjaku tetap menunggu disampingku sambil memandangi seorang laki-laki yang duduk disebelah Mr.R. Tiba-tiba Mr.R menyeletuk, "nih nemenein dia mau rontgen." Aku melirik ke arahnya, dan dia tersenyum simpul terus memandangiku. Tiba-tiba aku mengalihkan pandanganku, dan melirik temanku Mr.R. Sejenak aku coba mengingat wajah lelaki ini. Aku melihat ke arahnya lagi, dia masih tersenyum dan sedikit mengangkat tangannya. Tanpa ragu aku pun menyalaminya dan tersenyum kepadanya. Sambil menyebutkan namaku, "galuh" dan dia pun menyebut namanya "Mr.D". Oh, my God. He is... Mr.D. Aku mengenalnya beberapa waktu yang lalu via blackberry messenger. Aku mengbaikannya. Tiba-tiba saja aku mengeluarkan suaraku dan mengarah ke arah Mr.R temanku. "ya udah, selamat menunggu ya, aku pulang duluan." Ku arahkan pandanganku ke arah Mr.D, dia masih fokus memandangiku dan memberikan senyumannya. Aku pun pamit, dan tidak lupa membalas senyumannya
Dengan menyeret tangan rekan kerjaku, aku berlari kecil terus tersenyum. Tiba-tiba saja seniorku meneyeletuk "Lu', salam sama yang disebelah temanmu tadi. Cakep Lu'." dan aku hanya tertawa sumringah. Hampir tidak bisa berkata apa-apa. Dengan cepat aku meninggalkan Nona Rth, seniorku itu. Kemudian aku mundur lagi ke arahnya, dan kuceritakan padanya tentang kelucuan ini. Ya, dialah Mr.D yang sempat hadir.
Entah apalah ini namanya, kebetulan atau apa. Setelah pertemuan itu, aku berteman kembali di via blackberry messenger dengan Mr.D. Tentunya ini juga peran dari Mr.R temanku.
Apakah aku jatuh cinta setelah pertemuan itu? Apakah aku menyukainya? Seperti terhipnotis oleh senyumnya.
Aku tidak perlu berharap banyak padanya. Hanya pada-NYA aku berharap. :-)
Jika pertemanan ini baik untuk agama kami, akhlak kami dan kehidupan kami, semoga Allah mendekatkan kami. Jika ini hanya persinggahan sementara, semoga kelak tidak ada kebencian dan permusuhan diantara kami. Semoga semua terjalankan dengan baik. Semoga pertemanan ini baik.
Semoga aku bisa mengartikan semua ini dengan bijak dan dewasa. Agar aku tidak sakit terlampau jauh.
Aamiin Allahumma Amiin.
Singkat cerita, aku dan dia tidak pernah berkomunikasi lagi di blackberry messenger. Entah bagaimana ceritanya kontak dia tidak ada lagi di bbm ku, ataukah terhapus olehku atau mungkin dia menghapus pertemanan di jejaring sosial itu.
Ya, aku biasa saja. Aku tidak terlalu memikirkannya. Bahkan aku pun tidak tau kalau kita tidak berteman lagi di kontak blackberry messenger.
Waktu berlalu begitu cepatnya, sudah memasuki akhir bulan April 2014.
24 April 2014, Kamis.
Telphone genggamku berbunyi, satu panggilan tak terjawab. Ternyata satu panggilan dari nomor yang kukenal, teman lamaku. Sengaja ku abaikan saja, jam dinas yang belum usai membuatku malas untuk mengangkat panggilan ini. Kemudian fikiran ku berubah, mungkin saja ada hal penting yang ingin disampaikan Mr.R, ya dia temanku yang sempat membuat kesal beberapa waktu lalu. Mr.R yang tanpa sepengetahuanku memberikan kontak pin BBM ku ke temannya si Mr.D itu. Mr.D yang ngebetein di chat bbm, yang sok akrab dan menjengkelkan. Ini semua karena temanku si Mr.R yang lancang memberikan kontak pin ku. Agak sedikit lebay sih, walaupun sebenarnya ini hal biasa.
Ya, karena pada akhirnya aku harus mengangkat panggilan telphone dari mr.R. Panggilan ke tiga pun akhirnya meluluhkan hatiku, di pembicaraan via telphone itu ternyata dia temanku hanya menanyakan bagaimana caranya untuk melakukan tindakan Rontgen Thorax di tempatku bekerja Rs.St.Theresia Jambi. Aku mengarahkan beberapa tahap kepada Mr.R, untuk ke IGD terlebih dahulu meminta surat pengantar Rontgen dari dokter Jaga IGD. Terakhir temui petugas Rontgen di ruang Radiologi. Sebelum mengakhiri percakapan siang itu, aku sempat menanyakan untuk keperluan apa dan siapa yang sakit. Ternyata hanya untuk keperluan pekerjaan temannya. Untuk pemeriksaan akhir tes kerja di sebuah perusahaan.
Selang 20 menit kemudian jam dinas pagi ku pun berakhir. Satu per satu perawat dan pekarya ruangan Meranti mempersiapkan diri untuk meninggalkan ruangan. Wajah lelah dengan senyum sumringah dari masing-masing kami terlihat sangat jelas. Memasuki lift dan menekan tombol 1 menuju lantai dasar. Aku terus mengobrol semangat dengan rekan kerjaku yang lebih senior dariku, kebetulan juga dia adalah salah satu teman dekatku di ruang kerjaku.
Setibanya dilantai dasar, kami terus saja mengobrol tertawa kecil tanpa memperdulikan yang ada di sekitar kami.
Tiba-tiba saja aku mendengar ada yang memanggil namaku setiba didepan ruangan radiologi. Panggilan khas, yaitu panggilan "galon". Yaps, itu adalah panggilan kesayangan dari teman-teman lamaku. Aku langsung menuju ke arah suara itu, yang ternyata ada di sampingku sendiri. Laki-laki duduk dikursi tunggu untuk mengantri tindakan di ruangan radiologi. Oh, ternyata Mr.R temanku yang menghubungiku satu jam yang lalu via telphone. Aku menyalaminya dan berbincang-bincang sedikit heboh. Karena sudah lama sekali tidak bertemu dengannya. Sementara rekan kerjaku tetap menunggu disampingku sambil memandangi seorang laki-laki yang duduk disebelah Mr.R. Tiba-tiba Mr.R menyeletuk, "nih nemenein dia mau rontgen." Aku melirik ke arahnya, dan dia tersenyum simpul terus memandangiku. Tiba-tiba aku mengalihkan pandanganku, dan melirik temanku Mr.R. Sejenak aku coba mengingat wajah lelaki ini. Aku melihat ke arahnya lagi, dia masih tersenyum dan sedikit mengangkat tangannya. Tanpa ragu aku pun menyalaminya dan tersenyum kepadanya. Sambil menyebutkan namaku, "galuh" dan dia pun menyebut namanya "Mr.D". Oh, my God. He is... Mr.D. Aku mengenalnya beberapa waktu yang lalu via blackberry messenger. Aku mengbaikannya. Tiba-tiba saja aku mengeluarkan suaraku dan mengarah ke arah Mr.R temanku. "ya udah, selamat menunggu ya, aku pulang duluan." Ku arahkan pandanganku ke arah Mr.D, dia masih fokus memandangiku dan memberikan senyumannya. Aku pun pamit, dan tidak lupa membalas senyumannya
Dengan menyeret tangan rekan kerjaku, aku berlari kecil terus tersenyum. Tiba-tiba saja seniorku meneyeletuk "Lu', salam sama yang disebelah temanmu tadi. Cakep Lu'." dan aku hanya tertawa sumringah. Hampir tidak bisa berkata apa-apa. Dengan cepat aku meninggalkan Nona Rth, seniorku itu. Kemudian aku mundur lagi ke arahnya, dan kuceritakan padanya tentang kelucuan ini. Ya, dialah Mr.D yang sempat hadir.
Entah apalah ini namanya, kebetulan atau apa. Setelah pertemuan itu, aku berteman kembali di via blackberry messenger dengan Mr.D. Tentunya ini juga peran dari Mr.R temanku.
Apakah aku jatuh cinta setelah pertemuan itu? Apakah aku menyukainya? Seperti terhipnotis oleh senyumnya.
Aku tidak perlu berharap banyak padanya. Hanya pada-NYA aku berharap. :-)
Jika pertemanan ini baik untuk agama kami, akhlak kami dan kehidupan kami, semoga Allah mendekatkan kami. Jika ini hanya persinggahan sementara, semoga kelak tidak ada kebencian dan permusuhan diantara kami. Semoga semua terjalankan dengan baik. Semoga pertemanan ini baik.
Semoga aku bisa mengartikan semua ini dengan bijak dan dewasa. Agar aku tidak sakit terlampau jauh.
Aamiin Allahumma Amiin.
Sabtu, 17 Mei 2014
Kau adalah Teman dengan sejuta tanya (?)
Kau adalah teman.
Kau adalah teman dengan sejuta tanya. Melewati detik waktu yang tak bertemu. Mungkin kau adalah teman dalam mimpi setiap tidurku. Menggangguku sesukamu saja, anggap sajalah begitu.
Kau adalah teman dengan sejuta tanya. Tersebut namamu dalam setiap do'a. Terlukis indah dalam setiap sujudku. Mungkinkah kau teman yang dimaksud dengan "Jodoh"? Siapa pula yang tau dengan misteri hidup.
Kau adalah teman yang kurindukan. Hadir dengan caramu yang sejujurnya tak kusuka. Bukankah aku menjadi berharap? Sedangkan ini adalah ketidakpastian.
Kau adalah teman yang dikirimkan Tuhan melalui sahabat. Aku tidak tau pasti berapa lama waktu yang kau perlukan untuk menjadi temanku. Ini hanyalah sebuah perjanjianmu dengan Tuhan. Aku tidak bisa melihat kertas perjanjian kontrak yang telah kau tekenkan itu. Tertera batas waktu yang tak pernah ku tau. Bahkan kau sendiri juga tidak bisa menjamin kebersamaan kita teman. Biarlah, waktu untuk bersamaku adalah misteri. Tuhan yang lebih punya andil untuk kita berteman.
Temanku, berjanjilah padaku untuk tidak memebenciku jika sekiranya semua berakhir luka. Temanku, berjanjilah padaku untuk tetap bersama walaupun aku telah terluka. Kita adalah teman.
Teman yang tak terhitung waktu.
Kau adalah teman dengan sejuta tanya. Melewati detik waktu yang tak bertemu. Mungkin kau adalah teman dalam mimpi setiap tidurku. Menggangguku sesukamu saja, anggap sajalah begitu.
Kau adalah teman dengan sejuta tanya. Tersebut namamu dalam setiap do'a. Terlukis indah dalam setiap sujudku. Mungkinkah kau teman yang dimaksud dengan "Jodoh"? Siapa pula yang tau dengan misteri hidup.
Kau adalah teman yang kurindukan. Hadir dengan caramu yang sejujurnya tak kusuka. Bukankah aku menjadi berharap? Sedangkan ini adalah ketidakpastian.
Kau adalah teman yang dikirimkan Tuhan melalui sahabat. Aku tidak tau pasti berapa lama waktu yang kau perlukan untuk menjadi temanku. Ini hanyalah sebuah perjanjianmu dengan Tuhan. Aku tidak bisa melihat kertas perjanjian kontrak yang telah kau tekenkan itu. Tertera batas waktu yang tak pernah ku tau. Bahkan kau sendiri juga tidak bisa menjamin kebersamaan kita teman. Biarlah, waktu untuk bersamaku adalah misteri. Tuhan yang lebih punya andil untuk kita berteman.
Temanku, berjanjilah padaku untuk tidak memebenciku jika sekiranya semua berakhir luka. Temanku, berjanjilah padaku untuk tetap bersama walaupun aku telah terluka. Kita adalah teman.
Teman yang tak terhitung waktu.
![]() |
Melihatmu Teman hidupku |
![]() |
Kau adalah teman dengan sejuta tanya |
Jumat, 16 Mei 2014
Perawat Cantik itu Idaman siapa?
Pasien-pasien yang tenang ya? Biar disela-sela istirahat ini kita bisa selfie. Tidak ada maksud untuk mengabaikan tugas, karena kondisinya kita sedang aman dan tenang. Bukan tidak beretika, karena ini diluar gawean seabreg yang bikin mumet. heheee, yok mari kita jepret-jepret dulu ya....
Sesekali kita jepretkan camera ke arah wajah kita yang sedang fokus tersenyum biar terlihat kece. Karena kita memang kece, gak ada salahnya kan kalo kita narsist buat ngalahin profesi-profesi lain. Toh mereka juga sering exist, kita juga boleh kan? :-)
Yok, diperhatikan nih siapa yang kece siapa yang manis siapa hayo siapa? Ada yang mau jadi pasien kita?
Semoga kita bisa menjadi perawat cantik untuk semua yang butuh perawatan kita. Cantik itu penting, tapi lebih penting lagi jiwa dan hati ini yang dicantikkan agar pasien nyaman bersama bantuan kita. Tetap profesional dalam bekerja. Jadilah perawat idaman untuk semua profesi. Aamiin :-)
![]() |
Perawat Cantik Idaman Siapa? |
![]() |
Senyum Perawat Manis |
![]() |
Ada suster disini |
Sesekali kita jepretkan camera ke arah wajah kita yang sedang fokus tersenyum biar terlihat kece. Karena kita memang kece, gak ada salahnya kan kalo kita narsist buat ngalahin profesi-profesi lain. Toh mereka juga sering exist, kita juga boleh kan? :-)
Yok, diperhatikan nih siapa yang kece siapa yang manis siapa hayo siapa? Ada yang mau jadi pasien kita?
![]() |
nurse is good job |
![]() |
duo nurses |
![]() |
perawat idaman |
![]() |
perawat selfie .. sweet smiling |
![]() |
perawat cantik |
Semoga kita bisa menjadi perawat cantik untuk semua yang butuh perawatan kita. Cantik itu penting, tapi lebih penting lagi jiwa dan hati ini yang dicantikkan agar pasien nyaman bersama bantuan kita. Tetap profesional dalam bekerja. Jadilah perawat idaman untuk semua profesi. Aamiin :-)
![]() |
iam a nurse |
Kamis, 15 Mei 2014
Selamat menginjak angka 55 tahun , Ibu' ku..
Mmuuachh, ku kecup pipi kanan beliau sambil berbisik "selamat ulang tahun ya Buk, surprisenya menyusul"...
Lalu kutinggalkan beliau dikamarnya sendiri, menyambung waktu istirahat malamnya. Aku pun kembali ke kamar tidurku, ku ambil blackberry 9300 ku, ku ketik untaian kata-kata via "Short Message Service" dengan tujuan nomor 0852660**077 yang tertera nama "mother"...
Inilah untaian do'a buat beliau......
Dàri jauh hari aku dan ke tiga saudaraku sudah planning untuk potong tumpeng dan kue berangka'kan 55 Tahun buat Ibuk. Untuk surprise ini kami hadiahkan di sore harinya, sama seperti tahun-tahun sebelumnya selalu kami buat di sore harinya.
Ibu' , walaupun ini tak seberapa besarnya, tapi kami yakin dengan kejutan kecil seperti ini bisa membuatmu tersenyum. Kami akan selalu ingat dengan momen 15 Mei setiap tahunnya. I Love you more my Mom. Sampai jumpa di 2015 nanti..
Masih bersama Bapak, Mas Danar (kak Dina dan Cucu' Dandi), kak Anjas (bang Acong dan cucu' Gyan), Bang Joan dan Aku si Bungsu. Semoga tahun depan bertambah lagi anggota keluarga kita untuk merayakan momen ini. Aamiin.
Lalu kutinggalkan beliau dikamarnya sendiri, menyambung waktu istirahat malamnya. Aku pun kembali ke kamar tidurku, ku ambil blackberry 9300 ku, ku ketik untaian kata-kata via "Short Message Service" dengan tujuan nomor 0852660**077 yang tertera nama "mother"...
Inilah untaian do'a buat beliau......
Dàri jauh hari aku dan ke tiga saudaraku sudah planning untuk potong tumpeng dan kue berangka'kan 55 Tahun buat Ibuk. Untuk surprise ini kami hadiahkan di sore harinya, sama seperti tahun-tahun sebelumnya selalu kami buat di sore harinya.
Ibu' , walaupun ini tak seberapa besarnya, tapi kami yakin dengan kejutan kecil seperti ini bisa membuatmu tersenyum. Kami akan selalu ingat dengan momen 15 Mei setiap tahunnya. I Love you more my Mom. Sampai jumpa di 2015 nanti..
Masih bersama Bapak, Mas Danar (kak Dina dan Cucu' Dandi), kak Anjas (bang Acong dan cucu' Gyan), Bang Joan dan Aku si Bungsu. Semoga tahun depan bertambah lagi anggota keluarga kita untuk merayakan momen ini. Aamiin.
g
Sabtu, 03 Mei 2014
Cinta yang salah...
Sudah beberapa jam aku menunggu? Sudah berapa lama aku menunggu? Berapa kali sudah aku membuka blackberry ini? Hanya untuk pengharapan kau mengabariku.
Mungkin itu tidaklah penting buatmu. Karena tidak ada status diantara kita. :-)
Aku sudah terbiasa dengan pengharapan yang tak berujung ini. Seharusnya kisah yang begini tidak perlu diulang. Hanya saja aku terlalu bodoh untuk memahaminya.
Aku tidak pernah bosan untuk bersyukur pada Tuhanku. Hal yang seperti ini sangat membantuku untuk menjadi lebih kuat dan tegar.
Satu hal lagi Tuhan, jangan lagi KAU pertemukan aku dengan perasaan yang tak tulus. Singgah dalam keegoisannya. Bukan aku yang terluka bahkan kecewa. Tapi beliau......
Ibu', semoga aku kuat...
Mungkin itu tidaklah penting buatmu. Karena tidak ada status diantara kita. :-)
Aku sudah terbiasa dengan pengharapan yang tak berujung ini. Seharusnya kisah yang begini tidak perlu diulang. Hanya saja aku terlalu bodoh untuk memahaminya.
Aku tidak pernah bosan untuk bersyukur pada Tuhanku. Hal yang seperti ini sangat membantuku untuk menjadi lebih kuat dan tegar.
Satu hal lagi Tuhan, jangan lagi KAU pertemukan aku dengan perasaan yang tak tulus. Singgah dalam keegoisannya. Bukan aku yang terluka bahkan kecewa. Tapi beliau......
Ibu', semoga aku kuat...
Selasa, 29 April 2014
Ibu dan aku
Dear Allah,
di 29 April malam ini akan kutuliskan tentang cinta.
Cinta ini tidaklah main-main, bukan sebatas kata-kata yang terucap kemudian tiada berarti. Cinta yang telah ditanamkan sejak aku hanyalah sebuah benih didalam rahim beliau. Tentu saja cinta ini untukmu Ibu. Hanya saja belum sesempurna cinta yang telah kau berikan selama kurang lebih 25 tahun perjalanan hidupku. Ibu, seandainya aku bisa ucapkan ini didepanmu, aku cuma ingin bilang "jangan pernah tinggalkan aku" dalam waktu yang sangat lama dan kau tak kembali. Aku ingin cinta yang kuberikan ini menular pada buah hati ku kelak kepadamu. Kau bisa merasakan rasa ini Ibu. Sampai tuamu nanti,sampai tak sehelaipun ku lihat warna hitam di rambutmu kelak.
Ibu, setiap 5 waktuku ada do'a untukmu. Biar aku dan Tuhanku yang tau tentang do'aku untukmu. Ibu, maafkan aku jika aku terlahir di dunia ini hanyalah sebagai peresah jiwamu atas ulah-ulahku. Maafkan aku jika aku belum bisa mengabulkan do'amu. Mengabulkan permintaanmu untuk memiliki menantu dari anak bungsumu.
Ibu, sebentar lagi, hampir 2 minggu lagi perayaan ultahmu. Ingin sekali rasanya aku mengadokan calon mantu lelaki yang shaleh kepedamu. Betapa besar keinginanmu untuk anak kesayanganmu ini.
Ibu, kita sudah sama-sama berdo'a untuk harapan ini. Tidak ada satu kisah pun yang terlewatkan olehmu tentang calon-calon pendamping yang pernah singgah dalam hdupku. kemudian gagal. ahhh, lucunya. Aku selalu berbagi cerita tentang apapun padamu. Hingga untuk satu nama pilihan terakhir dalam hidupku ini. Itu harapanku, dia menjadi pilihan terakhirku. Inginku begitu, tapi tak tahulah untuj jalan hidup ini. Penuh tanda tanya.
Ibu, ingin sekali kujadikan kisah terakhir lelaki ini dalam hidupku. Sekaligus menjadi kado terindah di hari ulang tahunmu 2 minggu mendatang. Aku tau Ibu, dalam setiap sujudmu dan do'amu selalu ada untuk namaku. Apa yang kau harapkan itu sudah ku ketahui.
Dear Allah, mungkinkah untuk ini? Sekali ini saja my Lord, i hopefully. Setiap do'a ini ingin sekali dijabah oleh-Mu. Engkau maha sgalanya, yang menetukan baik buruknya hidupku.
Mungkinkah ini hanya seuntai tulisan yang tidak masuk diakal dan hanya lelucon yang sulit terjadi.
Entahlah, yang jelas dan pasti,
Aku.....
mencintaimu Ibu. Semua ini untuk cintaku kepadamu wahai wanita carrierku. Wanita yang selalu setia melihat, memantau dan memotivasi perjalan hidupku. Ibu, sampai kapanpun aku mencintaimu. Jangan pernah takut, masa tuamu harus bahagia. Aku berjanji, aku akan mendampingimu sampai masa itu nanti.
Ibu, aku menangis saat menuliskan kata-kata ini. Aku ingin kau mengusap, menghapusnya hingga aku tersenyum kembali.
Ibu, maafkan aku jika tidak ada keistimewaan
dihari kelahiranmu kelak. Aku khawatir apa yang sama-sama telah kita harapkan kemarin tidak terjadi. Ibu, jangan terlalu berharap. Karena aku lebih tak kuasa menahan perasaan ini jika kelak tak terjadi.
Ibu,
I Love You. Sejak dulu dan sampai nanti.
.Bungsumu.
di 29 April malam ini akan kutuliskan tentang cinta.
Cinta ini tidaklah main-main, bukan sebatas kata-kata yang terucap kemudian tiada berarti. Cinta yang telah ditanamkan sejak aku hanyalah sebuah benih didalam rahim beliau. Tentu saja cinta ini untukmu Ibu. Hanya saja belum sesempurna cinta yang telah kau berikan selama kurang lebih 25 tahun perjalanan hidupku. Ibu, seandainya aku bisa ucapkan ini didepanmu, aku cuma ingin bilang "jangan pernah tinggalkan aku" dalam waktu yang sangat lama dan kau tak kembali. Aku ingin cinta yang kuberikan ini menular pada buah hati ku kelak kepadamu. Kau bisa merasakan rasa ini Ibu. Sampai tuamu nanti,sampai tak sehelaipun ku lihat warna hitam di rambutmu kelak.
Ibu, setiap 5 waktuku ada do'a untukmu. Biar aku dan Tuhanku yang tau tentang do'aku untukmu. Ibu, maafkan aku jika aku terlahir di dunia ini hanyalah sebagai peresah jiwamu atas ulah-ulahku. Maafkan aku jika aku belum bisa mengabulkan do'amu. Mengabulkan permintaanmu untuk memiliki menantu dari anak bungsumu.
Ibu, sebentar lagi, hampir 2 minggu lagi perayaan ultahmu. Ingin sekali rasanya aku mengadokan calon mantu lelaki yang shaleh kepedamu. Betapa besar keinginanmu untuk anak kesayanganmu ini.
Ibu, kita sudah sama-sama berdo'a untuk harapan ini. Tidak ada satu kisah pun yang terlewatkan olehmu tentang calon-calon pendamping yang pernah singgah dalam hdupku. kemudian gagal. ahhh, lucunya. Aku selalu berbagi cerita tentang apapun padamu. Hingga untuk satu nama pilihan terakhir dalam hidupku ini. Itu harapanku, dia menjadi pilihan terakhirku. Inginku begitu, tapi tak tahulah untuj jalan hidup ini. Penuh tanda tanya.
Ibu, ingin sekali kujadikan kisah terakhir lelaki ini dalam hidupku. Sekaligus menjadi kado terindah di hari ulang tahunmu 2 minggu mendatang. Aku tau Ibu, dalam setiap sujudmu dan do'amu selalu ada untuk namaku. Apa yang kau harapkan itu sudah ku ketahui.
Dear Allah, mungkinkah untuk ini? Sekali ini saja my Lord, i hopefully. Setiap do'a ini ingin sekali dijabah oleh-Mu. Engkau maha sgalanya, yang menetukan baik buruknya hidupku.
Mungkinkah ini hanya seuntai tulisan yang tidak masuk diakal dan hanya lelucon yang sulit terjadi.
Entahlah, yang jelas dan pasti,
Aku.....
mencintaimu Ibu. Semua ini untuk cintaku kepadamu wahai wanita carrierku. Wanita yang selalu setia melihat, memantau dan memotivasi perjalan hidupku. Ibu, sampai kapanpun aku mencintaimu. Jangan pernah takut, masa tuamu harus bahagia. Aku berjanji, aku akan mendampingimu sampai masa itu nanti.
Ibu, aku menangis saat menuliskan kata-kata ini. Aku ingin kau mengusap, menghapusnya hingga aku tersenyum kembali.
Ibu, maafkan aku jika tidak ada keistimewaan
dihari kelahiranmu kelak. Aku khawatir apa yang sama-sama telah kita harapkan kemarin tidak terjadi. Ibu, jangan terlalu berharap. Karena aku lebih tak kuasa menahan perasaan ini jika kelak tak terjadi.
Ibu,
I Love You. Sejak dulu dan sampai nanti.
.Bungsumu.
Langganan:
Postingan (Atom)