Allah SWT memberikan kita kondisi tubuh yang fit merupakan suatu anugerah dan nilai yang sangat tinggi. Seharusnya bisa menjaga sebaik mungkin, tidak untuk disia-siakan.
Sakit merupakan keadaan yang tidak menyenangkan. Siapapun tidak menginginkannya. Sakit bathin ataupun sakit fisik. Maukah merasakannya? Tapi disini hanya ingin membahas tentang sakit fisik.
Bila saatnya sudah tiba, penyesalanlah yang ada. Damn, sucks....
Sabtu, 20 Mei 2012 berharap menjadi hari pertama dan terakhir merasakan "opname". Menyebalkan dimana saat jam dinas harus tepar hanya karena muntah berkali-kali tak terhitung bolak-balik ke wastafel ruangan kerja hanya karena ingin memuntahkan segala yang ada dalam abdomen ku. Bagaimana mungkin bisa fokus kerja bila mual, muntah melanda. Sedangkan kegiatan yang dijalankan adalah kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang sakit. Orang sakit harus dijaga oleh orang yang sehat. Bukan dengan orang yang sakit juga. Awalnya sudah yakin, bakalan drop dalam hitungan menit. Terlalu memaksakan diri untuk bertahan. Karena yang difikirkan saat itu hanyalah bisa menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
Menit berganti menit, stamina pun menurun. Wajah pucat pasi sudah terlihat oleh orang-orang sekitar. Pilihan terakhir adalah duduk istirahat di ruangan belakang. Padahal kerjaan masih banyak. Apalagi pasien-pasien baru saat itu berdatangan silih berganti. Terpaksa pekerjaan itu diselesaikan oleh rekan-rekan senior. Harapan ingin membantu, tapi apa daya. Penyakit ini terlalu egois, tidak mau berhenti mengganggu kondisiku.
Tepat jam 6 sore menjelang magrib tiba, akhirnya berada di IGD tempat kerjaku. Tidak ada pilihan lain, dehidrasi membuatku harus di opaname. Dokter meminta cairan RL terpasang dan dialirkan melewati selang infus di vena ku melalui venflon ukuran 22. Trauma sebenarnya kalau harus terpasang infus set lagi. Terakhir percobaan pasang infus sewaktu masa kuliah di tahun 2007. Seorang teman tidak berhasil menembus pembuluh vena di punggung telapak tangan kanan ku. Cairan infus yang dialirkan malah membuat pembuluh darah ku menggelembung. Yaps, pembuluh darah pecah dan akhirnya membiru. Tidak masalah, beberapa hari kemudian juga kembali membaik. Tapi rasa takut dan trauma masih terasa sampai detik ini. Tidak ada keberanian apabila nald suntikan harus tertancap di salah satu pembuluh vena ku.
Kecuranganku berada disini sebenarnya. Aku suka merayu pasien-pasien untuk mau di beri therapy injeksi ataupun ketika harus memasang infus pada pasien. Kata-kata yang selalu keluar, "sakit sedikit ya, tidak apa-apa kok". Ternyata memang tidak mengenakkan apabila merasakn itu semua. Giliranku pun tiba, ketika aku tergeletak di bed ruang IGD. Ahhhh.., kalau di ingat-ingat kembali, benar-benar menyeramkan. Mungkin terlalu lebay untuk dikatakan seram. Tapi itulah kenyataan buat diri sendiri. Opname merupakan hal yang tidak mengasyikkan.
Mengapa saya mengatakan tidak mengasyikkan? Seandainya saya hanya orang biasa yang bukan bekerja di bidang kesehatan, mungkin saya akan biasa-biasa saja. But the fact is I am a "nurse". Sungguh menjengkelkan ketika orang-orang disekitar mengeluarkan kata-kata "kok suster bisa sakit ya?" dan ada juga seorang anak kecil menyeletuk, "ma, itu disebelah ada suster juga baring di infus, kok susternya sakit ya ma?". Sucks!!.
Tuhanku, aku meminta sakit ini jangan datang lagi. Sakit apapun itu ku mohon jangan Kau hadirkan lagi dalam hidupku. I want to be healthy, always.
Satu hal, untuk seluruh penghuni dunia dimanapun, I just want a say.....
"The nurse also human"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar