Hal yang menyenangkan berada disini adalah dimana saya bisa membantu kebutuhan mereka sebagai seorang pasien, dan pada saat itu mereka mengucapkan kata "terimakasih suster". Saya merasa memiliki kepuasan tersendiri dengan apa yang sudah saya lakukan untuk orang banyak dalam situasi mereka sedang terbaring lemah. Saya senang berada disini dengan profesi yang saya miliki. Walaupun kerja ini tidak tentu waktu, terkadang pagi, terkadang siang, dan malam pun saya tetap dituntut untuk berrgantian menjalani tugas ini. Iya, pembagian shift dinas memang harus dilewati tiap harinya. Hal yang paling terasa adalah dimana ketika saya dan teman-teman harus bertugas malam di ruangan kelas III ini. Kita kehilangan waktu 8 jam tidur yang sehat dimalam hari. Ya, mau tidak mau kita harus duduk, stay di "Nurse Station". Melayani kebutuhan mereka, harus terjaga dan mendatangi mereka sesekali walaupun hanya sekedar mengganti cairan infus atau mengontrol keadaan mereka apakah sedang beristirahat atau masih terjaga menahan kesakitan yang mereka rasakan. Kami (Saya dan teman-teman) tidak bisa mengungkapkan isi hati kami. Tidak perlu dikatakan bahwa ini adalah tugas rutin kami yang harus dijalani dengan Ikhlas. Toh keikhlasan ini cukup kita sendiri yang mengucapkan pada-NYA. Sebuah rutinitas yang menyenangkan dimana saya harus bekerja sama yang baik dengan rekan-rekan sejawat. Menghadapi cukup banyak karakter yang kami temui. Terkadang ada sebuah penerimaan dan disatu sisi yang lain ada sebuah penolakan. Terkadang ada komplain dan tuntutan diluar dugaan kita, dan ini terkadang yang membuat saya cukup sedih untuk menjalankan tugas ini. Berusaha memberikan pelayanan yang maksimal dibandingkan rumah sakit tetangga. (Tidak perlu disebutkan). Semangat saya selalu menggebu-gebu ketika saya selalu ingat, bahwa ini tugas mulia. Saya punya janji dengan "cap" yang sudah terpasang di kepala ini. Bahwa saya adalah seorang perawat. Saya dan teman-teman adalah seorang pelayan kesehatan. Ini adalah tugas mulia teman, banyak hal positif yang kita dapatkan. Kesampingkanlah hal-hal negatif yang kita dapatkan. Pernah terfikir ingin mengakhiri masa tugas ini, tapi masih ada perasaan berat untuk melepaskannya. Apalagi ketika kita dituntut untuk begini dan begitu, ketika kita melakukan kesalahan kecil yang tidak merugikan orang lain (Pasien dan teman-teman), tetapi kita disalahkan terlalu berlebihan. Besar kebaikan yang kita berikan tidak akan pernah terlihat, tetapi kecil kesalahan yang kita goreskan akan menjadi boomerang untuk kita sendiri. Kita seperti orang kecil, padahal kita melakukan hal yang belum tentu orang lain sanggup untuk menjalankannya. Kita sudah terlanjur melangkah berada disini teman-teman, berada disatu profesi yang bisa fatal jika kita lalai dan lengah menjalankannya. Kesalahan terbesar adalah dimana jika kita salah melakukan tindakan kepada mereka yang terbaring lemah dan dimana ketika kita melakukan tindakan yang dapat mengancam kesehatan dan jiwa kita sendiri. Kita harus berhati-hati menjalaninya. Kunci untuk menghindari semua ini adalah "keikhlasan". Bekerjalah dari hati, perbaikilah diri kita sebaik mungkin dan berhentilah mengeluhi segala kesakitan yang dirasakan. Kita punya waktu 24 jam untuk bersama mereka yang terbaring lemah, 24 jam dengan pembagian 3 waktu. Pagi, siang dan malam. Kita selalu punya laporan tentang keadaan mereka. Mari kita simpan bersama-sama keluhan mereka. Mari kita bantu mereka, lembutkan suara kita dalam menghadapi mereka. Bersyukurlah dengan mereka yang tau mengucap kata "terimakasih" dan tetap bersyukurlah dengan mereka yang tidak pernah bisa mengerti dengan kita yang juga "manusia" yang diciptakan sama oleh Tuhan, bukan tercipta dari tangan manusia sendiri seperti "Robot".
Saya mengerti arti kehilangan yang sesungguhnya adalah ketika saya harus menyaksikan tangisan seorang anak, tangisan seorang Ibu atau tangisan seorang Istri ketika Dokter menyatakan bahwa si Bapak, si Suami atau mungkin yang terbaring adalah si Anak, bahwa ia dinyatakan "Meninggal' oleh Dokter. Tuhan mengambil nyawa mereka disana, dipembaringan kamar-kamar rumah sakit. Terkadang saya ikut larut dalam suasana, tetapi tetap menjaga wibawa saya dan teman-teman sebagai seorang Perawat. Ada yang berusaha ikhlas dan ada juga yang menangis meraung-raung. Oh Tuhan, terkadang disini saya baru mengerti tentang sebuah rasa kehilangan yang sesungguhnya. Maafkan kami yang tidak bisa membantu menyelamatkan nyawa-nyawa itu. Kami sudah berusaha, menjalankan therapy dan intruksi dari Dokter. Kami sudah berusaha memberi support dan memberikan pelayanan sebaik mungkin. Tuhan, Allah yang maha besar. Terimakasih untuk jalan ini, walaupun saya tidak pernah tau kapan langkah ini terhenti. Semoga saya bisa selalu ada untuk mereka sampai nanti. Semoga saya bermanfaat kelak untuk menjaga Ibuk dan Bapak.
Teman-teman sejawat, walaupun kita tidak pernah mengerti tentang apa itu Hukum yang melindungi kita sebagai seorang Perawat, walaupun kita tidak pernah tau perkembangan tentang PPNI kita yang selalu menjadi pembahasan yang tak pernah usai, tetaplah bekerja dengan kemampuan dan hati yang anda punya. Tersenyumlah menghadapi masa-masa kita ini.
Missyou Ruang Meranti, Salam sejawat ya rekan-rekan yang menjadi sahabat besarku.... :-)